Mengembalikan Subtansi Mahasiswa Sebagai Inti Dari Perubahan Sosial

Oleh: Gilang Gimnastian Abdullah Melihat kondisi bangsa indonesia yang sangat ironi mengalami krisis moral yang sangat luar biasa dari tatanan grassroot hingga ke tatanan penyelenggara negara membuat bangsa ini menjadi skeptis untuk mengatakan bahwa indonesia akan menjadi negara maju di tahun 2030, rasa-rasanya harapan bangsa kita menciptakan masyarakat adil dan makmur hanya menjadi utopis. Korupsi Kolusi dan Nepotisme telah menjadi budaya yang mengakar di bangsa kita ini membuat kesenjangan yang sangat jauh antara kelas borjuis dan kelas ploretariat. Amanah Undang Undang dasar yang seharusnya seluruh masyarakat indonesia khususnya “wong cilik” dilindungi oleh negara malah jauh dari realitas malah menjadikan masyarakat kecil tertindas dan terpinggirkan. Melihat realitas yang ada ini, perlu adanya kaum intelejensia yang sadar dan ingin merubah kondisi bangsa kita yang sungguh ironi ini yaitu mahasiswa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki peran penting dalam perubahan bangsa. Melihat peristiwa sejarah dunia penggulingan Juan Peron di argentina pada tahun 1955, Perez Jimenez 1958, penggulingan Soekarno 1966, dan Kejatuhan rezim orde baru Soeharto pada tahun 1998 membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan dan peranan yang sangat besar dalam sejarah dunia. Gerakan sosial dapat dikatakan sebagai kekuatan utama dalam perubahan, mahasiswa sebagai kaum inteleketual yang seharusnya memainkan peranan dalam hal tersebut tersebut. Gerakan sosial merupakan upaya kolektif untuk mengubah tatanan sosial ke arah yang lebih baik. Hendrik Dikson Sirait memberikan penjelasan mengenai gerakan mahasiswa dan pemuda. Pertama, peran sosial adalah suatu upaya dari para aktivis mahasiswa untuk melakukan empowering civil society yang terlihat dari kerja-kerja supervisi terhadap persoalan bangsa yang intinya memberikan kesadaran akan haknya sebagai warga negara. Kedua, peranan politik moral, peran ini merupakan nilai yang inhern didalam diri para mahasiswa yang kritis memiliki kepedulian dan ketegasan harus senantiasa menjadi setiap pemuda terlebih mahasiswa. Agar mahasiswa senantiasa memiliki pemahaman dan kesadaran akan peranannya sebagai agen perubahan sosial dan peningkatan wawasan perlu adanya suatu gerakan intelektual yakni dengan melakukan kajian ilmiah dan diskusi, dengan adanya gerakan intelektual tersebut membuat stimulus kepada mahasiswa untuk terus mencari dan memperkuat pemahamannya. Gerakan intelektual ini haruslah dibina dengan baik sehingga akan memberikan pemahaman dan motivasi yang terus menerus. Sudah saatnya mahasiswa kembali mencetak sejarah untuk memberantas generasi tua yang mengacau dan jadikan bangsa ini sebagai bangsa yang adil makmur dan berwibawa..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Orang dalam Berorganisasi

Ekuitas Rooms Tour

SERTIJAB KELUARGA MAHASISWA PERIODE 2018-2019