Satu tahun kepemimpinan Jokowi - JK Bersama Nawa Cita
Nawa Cita atau sembilan program prioritas
menjadi bekal kampanye Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla saat
kampanye tahun lalu. Sembilan program prioritas itu disebut akan menjadi
pegangan pengambilan kebijakan dari Jokowi-JK. Tentu saja bukan berarti kebijakan pemerintah harus
berbunyi sama dengan poin-poin Nawa Cita. Melainkan visi dari kebijakan akan
mengarah ke sana.
Tepat pada hari ini di tahun yang lalu Jokowi
dan JK dilantik oleh MPR
menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Saat itu mereka
masih belum memiliki menteri untuk membantu membuat dan menjalankan kebijakan.Telah
banyak hal yang dilakukan oleh Jokowi-JK di tahun pertama ini. Meski hambatan
pasti ada dan harus dihadapi.
Menurut catatan detikcom yang dirangkum pada Selasa
(20/10/2015) Jokowi-JK mengawali gebrakan dengan melibatkan KPK dan PPATK dalam
memilih menteri. Hal ini untuk mencari
figur-figur berintegritas serta senada dengan Nawa Cita poin keempat yakni menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Pada pertengahan Desember 2014, Jokowi dan sejumlah
menteri meninjau langsung perbatasan RI-Malaysia di Pulau Sebatik. Jokowi juga
sampai memanjat menara pandang dari kayu yang terbilang tinggi.
Setelah itu dia memerintahkan kepada jajarannya
untuk membangun wilayah perbatasan dengan target sementara 2015 menyelesaikan
pembangunan terpadu di 50 dari 187 kecamatan di wilayah perbatasan. Pembangunan wilayah perbatasan selaras dengan Nawa
Cita poin ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Bertolak dari hari itu
pembangunan dilakukan di antaranya adalah menggelontorkan Rp 2,5 triliun dari
pengalihan subsidi BBM untuk bangun jalan wilayah perbatasan.
Kemudian meningkatkan kekuatan sinyal untuk
pelayanan komunikasi di perbatasan, pembangunan jalan 2.000 km di perbatasan
RI-Malaysia, membangun pembangkit listrik yang tersebar di 50 titik perbatasan,
pendistribusian dana desa, dan masih banyak lagi. Selanjutnya untuk mewujudkan Nawa Cita poin kelima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, salah satunya adalah
program 'kartu sakti' yang terdiri dari Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia
Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera yang terus didistribusikan. Paket kebijakan ekonomi yang baru-baru ini
diumumkan juga menuju ke arah sana seperti penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat
dari 29% menjadi 12%, penurunan harga BBM jenis solar, serta program-program
lainnya.
Nawa Cita poin pertama yaitu menghadirkan
kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara salah satunya diwujudkan dalam cepatnya penanganan konflik
di Tolikara dan Aceh Singkil. Pemerintah juga menyusun strategi bersama
pemerintah Papua Nugini untuk menyelamatkan 2 WNI yang disandera di wilayah itu
pada September 2015.
Lalu pada Nawa Cita poin kesembilan yakni
memperteguh kebhinekaan salah satunya terlihat dari acara Karnaval Khatulistiwa
yang dihelat dalam rangka 70 tahun kemerdekaan RI di Pontianak, Kalimantan
Barat serta Sail Tomini di Palu. Jokowi juga menghadiri berbagak undangan acara
keagamaan di seluruh Indonesia.
Tentu saja pemerintah juga harus menghadapi
hambatan dalam menjalankan kebijakan seperti adanya ketegangan antara KPK
dengan Polri di awal 2015 hingga goncangan politik yang menuntut adanya
reshuffle. Belum lagi kasus kebakaran hutan yang menyebabkan bencana kabut asap
dan harus ditanggulangi bersama mulai pemerintah pusat, daerah, hingga
melibatkan masyarakat.
"Karena satu tahun beliau (Jokowi)
membangun fondasi yang kuat bagi perubahan fundamental dan itu yang beliau
tekankan. Termasuk dalam kaitan dengan reshuffle, beliau lebih tekankan kerja
kerja dulu lah," kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana di Istana
Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (19/10).
Sumber : Detiknews
Komentar
Posting Komentar